SELAMA ini, berdasarkan buku-buku sejarah, Candi Borobudur
adalah bangunan megah peninggalan Raja Syailendra. Namun, setelah dilakukan
penelitian dan kajian yang mendalam oleh seorang pakar matematika Islam, Prof.
DR KH Fahmi Basya, ternyata di candi itu ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan
bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman.
Berdasarkan referensi Alqur’an, Nabi Sulaiman AS adalah
utusan Allah SWT yang diberikan keistimewaan, yakni mampu menaklukkan seluruh
makhluk ciptaan Allah, termasuk angin, binatang, dan jin, atas izin Allah.
Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum
Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sedangkan, Candi
Borobudur, seperti yang tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional,
didirikan oleh Dinasti Syailendra di akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200
tahun yang lalu.
Jadi, jika mengacu pada buku sejarah itu, rasanya tidak
mungkin jika Borobudur itu peninggalan Sulaiman. Rentang waktu keduanya terlalu
jauh. Nabi Sulaiman hidup di masa sebelum masehi, sedangkan Syailendra setelah
masehi.
Tapi yang menjadi ukuran Fahmi Basya bukanlah waktu, karena
sulit menentukan waktu yang tepat untuk sebuah peninggalan yang umurnya sudah
berabad-abad. Yang jadi barometer Fahmi adalah fakta relief yang ada di
Borobudur. Sebab, jika relief diteliti, ternyata mengandung cerita, dan cerita itulah
yang disandingkan dengan fakta referensi Al-qur’an.
Di sekitar Candi Borobudur ada beberapa candi lainnya, yakni
Candi Pawon dan Candi Mendut. Beberapa kilometer dari Candi Borobudur, ada
Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Plaosan, dan lainnya.
Ciri-ciri yang ada di Candi Borobudur dan daerah sekitarnya
ternyata cocok menjadi bukti sebagai peninggalan Sulaiman, seperti diceritakan
dalam Alqur’an. Di antaranya, mengenai hutan Saba atau negeri Saba, makna Saba,
nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah
kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin,
tempat berkumpulnya Ratu Saba, patung kematian Sulaiman, dan lainnya.
1.Relief-relief yang ada di Borobudur, merupakan simbol-simbol
yang mirip dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba (Bilqis), sebagaimana keterangan
Alquran.
Pertama, tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang
berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Di dalamnya terdapat kitab Zabur,
Taurat, dan Tongkat Musa, serta memberikan ketenangan.
Kisah itu ada pada relief di Borobudur. Tampak peti atau
tabut itu dijaga oleh seseorang. Hal itu diceritakan dalam Alqur’an surat
Albaqoroh ayat 248. “Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya
tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya
terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman’.” (QS Al-Baqarah [2]:
248).
2.Pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui
Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para
jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, ada sebuah patung yang belum
tuntas diselesaikan pengerjaan oleh jin, karena sudah tahu bahwa Sulaiman
meninggal dunia dari tongkat yang dimakan rayap.
3.Jin-jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan
membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha
yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah
Candi Prambanan.
4.Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan.
(QS An-Naml [27]: 20-22). Di dalam relief Candi Borobudur juga ada sejumlah frame relief yang bermotifkan
bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah,
kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.
5.Kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan
bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Saba artinya berkumpul
atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung
tidak mengetahui nama daerah itu. Tempat berkumpulnya manusia itu adalah Candi
Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga
memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.
6.Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran,
wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam
kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ bermakna hutan.
Wana Saba atau Wonosobo adalah Hutan Saba.
7.Buah ‘maja’ yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim)
menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai
azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. “Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan
kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua
kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit
dari pohon Sidr.” (QS Saba [34]: 16).
8.Nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa.Memiliki Awalan kata ‘SU’merupakan nama-nama Jawa.Seperti yang kita ketahui Presiden RI 1 adalah Sukarno ,Presiden RI 2 ,adalah Suharto semua lahir di pulau jawa Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang kita ketahui dari 25 orang nabi yang namanya berawalan ‘SU’
9.Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung
Hud-hud. “Pergilah kamu dengan membawa suratku ini.” (QS An-Naml [27]:
28). Surat itu ditulis di atas pelat
emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Surat itu ditemukan di sebuah kolam
di Candi Ratu Boko.
10.Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah
Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu
Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. “Ini
membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan
atas perintah Sulaiman,”
Selain bukti-bukti di atas,
masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba
dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup
dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), juga soal kisah istana yang hilang
atau dipindahkan.
Kemudian mengenai dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya,
ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman,
Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti di atas beberapa
pihak meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman.
Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’ seperti yang
diceritakan dalam Al-Quran. Bukti-bukti bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu
Saba’ ada pada 40 bukti eksak yang dijelaskan. Salah satu bukti paling kuat dan
belum bisa dibantah adalah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman bertuliskan
“Bismilllahirrahmanirrahim” di atas sebuah plat emas di dalam kolam pemandian
Ratu Saba’ (Ratu Boko) di daerah Sleman, Jawa Tengah.
sumber:http://www.netralitas.com/histori/read/4743/terbukti-ilmiah-nabi-sulaiman-hidup-dan-meninggal-di-indonesia
sumber:http://www.netralitas.com/histori/read/4743/terbukti-ilmiah-nabi-sulaiman-hidup-dan-meninggal-di-indonesia
Lol
ReplyDeleteHhh...ceritra gothak gathuk waton..comot sana comot sini
ReplyDeleteHhh...ceritra gothak gathuk waton..comot sana comot sini
ReplyDelete